Seperti hari-hari biasa setiap pagi ibu selalu menyiapkan kopi dan gorengan kesukaanku sebagai sarapanku sebelum berangkat kerja,hingga aku pulang aku disiapin makanan kesukaanku terus dan terus seperti itu hingga aku merasa seolah mnjadi raja (maha suci Alloh yang menciptakan ibu-ibu yang mulia)bahkan setiap jam tiga pagi ibu selalu membangunkanku sekedar bertanya “nduk mau shalat tahajud g?..”,biasanya aku bngung kmudian berkata “ga bu dingin banget..” . ada satu hal yng ibu tidak suka hingga bsa membuatnya marah yaitu bngun siang. Hingga suatu pagi tatkala waktu fajar tiba aku merasa ada suatu yang aneh,,ya,,benar-benar aneh karena biasanya tepat jam tiga pagi seusai shalat tahajud ibu selalu membangunkanku,tapi pagi itu udah jam lima ga ada yang membangunkan, “aah..mungkin ibu tau aku habis capek kerja” gumamku dalam hati..tepat jam 7 setelah bersiap-siap kerja ku lihat ga ada makanan dimeja,,marah sambil bingung kurasa saat itu, ga papa mungkin ibu sedang capek atau lupa fikirku, seperti biasa sebelum berangkat kerja aku slalu pamitan dan salaman pada ibu, wajar saja karena beliau adalah satu-satunya orang tua setelah ayah kepergian ayah, dan sejak ayah pergi untuk selama-lamanya aku udah berjanji “senakal apapun aku,aku ga akan lpa berdoa untuk ayah dan ibuku”..
Tok..tok..tok..ibu...ibu..rijal mau berangkat bu..ibu didalam ga..Ku ketuk pntu kamar ibu tiga kali sambil memanggil ibu.. karena penasaran tanpa jawab,ku buka pintu kamar ibu dan kudapai ibu sedang terbaring disajadah kumalnya sambil mengenakan mukena kesayangannya mas kawin dari ayah,,astaghfirulloh ibu..ibu..ibu...panggilku sambil menggerak-gerakan badan ibu meyakinkan bahwa beliau telah tiada..ku dekap jasad beliau sambil bercucuran air mata,,kudekap,kuciumi seluruh tubuhnya hingga ku peluk dan kucium kedua telapak kakinya,,sambil mendekap jenazah ibu dan air mata bercucuran aku telpon pamanku dengan lidah kelu beliau langsung mengiyakan untuk segera datang kerumahku,,
Tiba-tiba seorang lelaki berbadan kekar dengan berlinang air mata memelukku dan berkata “tabahkan hatimu jal..ikhlaskan ibumu pergi,,kirimkan untuknya doa-doa agar ia bahagia dalam kuburnya,,sekarang anggaplah paman sebagai ayahmu jal..” air mataku semakin deras mengalir..
Sampai akhirnya aku harus merelakan jenazah ibu dikuburkan...
Sedikit catatan kecil buat sahabatku semua,terkadang kita sering merasa akn bersama dengan ayah-ibu kita untuk selamanya,sehingga kita lupa bahwa pada akhirnya mereka akan meninggalkan kita dalam waktu yang tidak pasti,,mari kita muliakan ayah-ibu kita,buatlah mereka tersenyum..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar