Deodorant merupakan solusi bagi permasalahan bau badan yang kerap kali menerpa kaum wanita dan pria. Ia mampu mengurangi keringat yang menjadi penyebab hadirnya bau tidak sedap pada ketiak. Deodorant sudah seperti kewajiban bagi kita samua. Deodorant mampu mengatasi permasalahan ini karen didalamnya terdapat zat yang disebut dengan antirespirant yang mampu mencegah air keringat keluar. Namun, anda harus berhati-hati ternyata zat ini bisa menimbulkan kanker payudara. Benarkah seperti itu?
Karena bau badan disebabkan oleh adanya keringat yang berlebihan mengendap di bagian-bagian tertentu di tubuh, terutama ketiak, maka dari itu di dalam deodorant disisipkan zat antirespirant. Zat antirespirant merupakan zat yang mampu menahan keluarnya keringat. Zat ini juga merupakan astringent kuat jenis alumunium chlorohydrate. Berdasarkan beberapa penelitian, bahan tersebu ikut memicu kanker payudara. Tak hanya pada wanita, tapi juga pria.
Bahan tersebut membuat keringat yang mengeluarkan zat-zat beracun dalam tubuh tidak dapat keluar. Alhasil, zat-zat beracun tersebut tertimbun di dalam di kelenjar getah bening dibawah lengan. Asal kanker payudara kebanyakan ditemukan di area bagian atas payudara.
Kaum pria tidak sepeka wanita terhadap type penyakit ini. Meskipun kaum pria menggunakan produk-produk anti-keringat, bahan-bahan produk ini biasanya tinggal melekat dipermukaan ketiak dan tidak langsung masuk kedalam kulit.
Berbeda dengan kulit wanita yang lebih sensitif. Pada saat mencukur buku ketiak, kemungkinan terjadinya luka kecil pun lebih besar. Melalui luka-luka kecil inilah bahan-bahan kimia yang ada pada produk antirespirant masuk ke dalam tubuh.
Supaya lebih aman, Anda bisa menggunakan produk deodorant yang tidak mengandung antiresporant. Atau bisa juga yang mengandung bahan triclosan dan propylene glycol. Dua bahan tersebut mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab bau badan.
Namun, beberapa pihak mengklaim bahwa deodorant bukanlah pemicu timbulnya kanker payudara. Deodoran mengandung bahan kimia berbahaya semacam alumunium dan parabens yang mampu menghambat keluarnya zat racun dari tubuh juga ditentang oleh peneliti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center, Seattle.
Menurut mereka, hanya sedikit racun dalam tubuh dikeluarkan melalui keringat. Sebagian besar racun tubuh dikeluarkan melalui air seni, setelah sebelumnya disaring oleh ginjal. Penelitian mereka juga disertai hasil survei, yang menunjukkan bahwa penderita kanker payudara di Eropa lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat, meskipun angka penjualan deodoran di Eropa sangat rendah.
Hal ini kembali lagi kepada Anda. Apakah mau mencegah dengan cara mencari alternative deodorant yang mengandung antirespirant? Atau tetap kekeuh memakai produk yang telah ada karena masih belum merasakan dampak yang signifikan.
Deodorant yang mengandung Aluminium Chlorhydraat (AC) jangan digunakan! karena penyebab utama untuk kanker payudara,pemakaian produk-ptoduk ANTI-TRANSPIRANTEN (anti keringat) yang mengandung bahan Aluminium Chlorhydraat. Kebanyakan produk yang ada dipasaran merupakan kombinasi dari Anti-Keringat dan Deodorant. Produk Deodorant sendiri tidak berbahaya.
Ada beberapa bagian dari tubuh kita yang dapat mengeleminasi zat-zat racun, yaitu bagian belakang lutut, belakang kuping, diantara kaki dan ketiak. Zat-zat racun ini dikeluarkan dalam bentuk keringat. Produk-produk Anti-Keringat mencegah keringat keluar. Dengan menggunakan Deodorant "antikeringat" , zat-zat racun tadi tidak bisa dikeluarkan dari dalam tubuh, melainkan tertumpuk di kelenjar getah bening dibawah lengan.
Asal kanker payudara kebanyakan ditemukan di area bagian atas payudara. Laki-laki tidak sepeka wanita terhadap tipe penyakit ini. Meskipun laki-laki menggunakan produk-produk Anti-Keringat, bahan-bahan produk ini biasanya tinggal melekat dipermukaan ketiak dan tidak langsung masuk kedalam kulit.
Kaum wanita yang setelah mencukur rambut ketiak langsung menggunakan produk Anti-Keringat lebih banyak risikonya, karena lewat luka-luka kecil yang mungkin terjadi akibat mencukur rambut ketiak tersebut., bah-bahan2 kimia yang ada dalam produk Anti Keringat bisa lebih cepat masuk kedalam tubuh mengkhawatirkan.
Mohon periksa bahan-bahan apa saja yang tertera dikemasan produk-produk Deodorant Anti-Keringat anda dirumah! Bila mengandung Aluminium Chlorhydraat SEGERA BUANGLAH,gunakan yang tidak mengandung bahan Aluminium Chlorhydraat pada Deodorant
Ternyata, penggunaan deodoran yang mengandung antiperspirant dan tentu saja anti-perspirant sendiri, berpotensi menyebabkan penurunan fungsi syaraf otak (Alzheimer) dan kanker payudara! Dan "ramuan" berbahaya itu, antara lain:
- Alumunium
Alumunium yang terkandung dalam antiperspirant dan deodoran yaitu alumunium klorida atau sulfat. Penelitian Dr Chris Exley, saintis dari Universitas Keele, Inggris menyebutkan bahwa alumunium bersifat karsinogenik. Pada biopsi payudara, terlihat pula adanya indikasi alumunium.
Sejalan dengan itu, WHO pun menemukan tingginya konsentrasi alumunium pada otak penderita Alzheimer, meski jarang terjadi.
- Propilen Glikol
Zat ini memiliki sifat neurotoksin. Bisa menyebabkan terjadinya dematitis, serta kerusakan ginjal dan hati.
- Mineral Oil
Berfungsi menutupi pori-pori kulit. Alhasil, proses penguapan tubuh serta detoksifikasi melalui keringat pun terganggu.
- Parabens
Adalah zat tambahan. Aktivitasnya mirip kerja estrogen, sehingga mengganggu fungsi hormon dalam tubuh. Zat ini pernah ditemukan pada penderita kanker payudara yang letaknya berdekatan dengan ketiak.
Air Fresheners
"Ih?bau terasinya, ampun deh. Bikin sesak hidung nih!" keluh Dina. Lalu, dia pun menyemprotkan pewangi ruangan berbau rose. Wah...serasa di taman bunga. Memang, hidung boleh saja dimanjakan dengan aroma menyejukkan, perhatikan pula efek sampingnya! Terlalu banyak semprat-semprot bisa menimbulkan gangguan sistem syaraf, seperti gangguan pernapasan, hingga pingsan.
anda sendiri yang menilai..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar