Senin, 25 April 2011

Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Udara dari Kendaraan (sepeda motor)

Oleh : Jaka Purnama (H1A007012)
ABSTRAK
Sumber pencemaran lingkungan udara dapat berasal dari asap cerobong industri dan gas buangan yang berasal dari kendaraan bermotor. Selain itu dapat juga diakibatkan oleh limah industri dan limbah rumah tangga. Salah satu zat pencemar udara yaitu logam timbal (Pb) yang dihasilkan dari pembakaran yang kurang sempurna pada mesin kendaraan. logam Pb di alam tidak dapat didegradasi atau dihancurkan dan disebut juga sebagai non essential trace element yang paling tinggi kadarnya, sehingga ia sangat berbahaya jika terakumulasi dalam tubuh dalam jumlah yang banyak. Logam timbal (Pb) yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel.
Key word: udara,logam pb,kendaraan
A. PENDAHULUAN
Permasalahan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk diselesaikan. Karena menyangkut keselamat,kesehatan, dan kehidupan manusia. Kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara.
Menurut Environment Project Agency, sekitar 25% Pb tetap berada dalam mesin dan 75% lainnya akan mencemari udara sebagai asap knalpot. Emisi Pb dari gas buangan tetap akan menimbulkan pencemaran udara dimanapun kendaraan itu berada, tahapannya adalah sebagai berikut: sebanyak 10% akan mencemari lokasi dalam radius kurang dari 100 m, 5% akan mencemari lokasi dalam radius 20 Km, dan 35% lainnya terbawa atmosfer dalam jarak yang cukup jauh (Surani,2002).
Logam Timbal (Pb) sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terhisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya (BPLHD, 2009).

B. ISI
Timbal (Plumbum) termasuk dalam kelompok logam berat golongan IV A dalam Sistem Periodik Unsur kimia, mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom 207,2, berbentuk padat pada suhu kamar, bertitik lebur 327,4 0C dan memiliki berat jenis sebesar 11,4/l. timbal jarang ditemukan di alam dalam keadaan bebas melainkan dalam bentuk senyawa dengan molekul lain,misalnya dalam betuk PbBr2 dan PbCl2.
Timbal (pb) banyak digunakan sebagai bahan pengemas, saluran air, alat-alat rumah tangga dan hiasan. Dalam bentuk oksida timbal digunakan sebagai pigmen/zat warna dalam industri kosmetik dan glace serta indusri keramik yang sebagian diantaranya digunakan dalam peralatan rumah tangga. Dalam bentuk aerosol anorganik dapat masuk kedalam tubuh melalui udara yang dihirup atau makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Logam Pb tersebut dalam jangka waktu panjang dapat terakumulasi dalam tubuh karena proses eliminasinya yang lambat. setiap liter bensin dalam angka oktan 87 dan 98 mengandung 0,70 g senyawa Pb tetraetil dan 0,84 g tetrametil Pb. Setiap satu liter bensin yang dibakar jika dikonversi akan mengemisikan 0,56 g Pb yang dibuang ke udara (Librawati, 2005),.
Logam timbal (Pb) yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel. Gas timbal terutama berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari kendaraan bermotor yang terdiri dari tetraetil Pb dan tetrametil Pb. Partikel-partikel Pb di udara berasal dari sumber-sumber lain seperti pabrik-pabrik alkil Pb dan Pb-oksida, pembakaran arang dan sebagainya. Polusi Pb yang terbesar berasal dari pembakaran bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen Pb, terutama PbBrCl dan PbBrCl.2PbO (Fardiaz, 1992).
Emisi timbal kedalam udara dapat berupa gas atau partikel sebagai hasil samping pembakaran yang kurang sempurna dalam mesin kendaraan bermotor. Semakin kurang sempurna proses pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor, maka semakin banyak jumlah Pb yang akan di emisikan ke udara. Senyawa yang terdapat dalam kendaraan bermotor yaitu PbBrCl, PbBrCl.2PbO, PbCl2, Pb(OH)Cl, PbBr2, dan PbCO3.2PbO, diantara senyawa tersebut PbCO3.PbO merupakan senyawa yang berbahaya bagi kesehatan. Berikut alur pajanan Pb

Sumber gambar : http://mathusen.wordpress.com/2010/01/24/tentang-timbal-pada-bensin/
Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Tetraethyl lead(TEL), yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh.Selain itu mangan pada MMT dan karsiogenik pada MTBE (bahan aditif pada bensin selain TEL yang menghasilkan zat berbahaya bagi tubuh) (Anonim, 2010).
Menurut Winarno (1993), timbal merupakan racun syaraf (neuro toxin) yang bersifat kumulatif, destruktif dan kontinu pada sistem haemofilik, kardiovaskuler dan ginjal. Anak yang telah menderita tokisisitas timbal cenderung menunjukan gejala hiperaktif, mudah bosan, mudah terpengaruh, sulit berkonsentrasi terhadap lingkungannya termasuk pada pelajaran, serta akan mengalami gangguan pada masa dewasanya nanti yaitu anak menjadi lamban dalam berfikir, biasanya orang akan mengalami keracunan timbal bila ia mengonsumsi timbal sekitar 0,2 sampai 2 mg perhari. Berikut dampak logam Pb pada kesehatan:
• Sistem syaraf dan kecerdasan
Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam studi kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi dilaporkan menderita gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, dan pusing. Pada tingkat pajanan yang lebih rendah, terjadi penurunan kecepatan bereaksi, memburuknya koordinasi tangan-mata, dan menurunnya kecepatan konduksi syaraf.
Efek timbal terhadap keerdasan anak memiliki efek menurunkan IQ bahkan pada tingkat pajanan rendah. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa kenaikan kadar timbal dalam darah di atas 20 µg/dl dapat mengakibatkan penurunan IQ sebesar 2-5 poin.
• Efek sistemik
Kandungan Timbal dalam darah yang terlalu tinggi (toksitas Timbal yakni diatas 30 ug/dl) dapat menyebabkan efek sistemik lainnya adalah gejala gastrointestinal. Keracunan timbal dapat berakibat sakit perut, konstipasi, kram, mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan berat badan. Pb juga dapat meningkatkan tekanan darah. Intinya timbal ini dapat merusak fungsi organ.
• Efek terhadap reproduksi
Pajanan timbal pada wanita di masa kehamilan telah dilaporkan dapat memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek timbal antara lain menurunkan jumlah sperma dan meningkatnya jumlah sperma abnormal.
• Pada tulang
Pada tulang timbal akan ion Pb2+, logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Konsumsi makanan tinggi kalsium akan mengisolasi tubuh dari paparan timbal yang baru.
C. KESIMPULAN
1. Logam Pb merupakan salah satu logam berat yang dapat mencemari lingkungan udara, berasal dari sistem pembakaran bahan bakar lendaraan (bensin) yang tidak sempurna.
2. Logam Pb yang terhirup dan terakumulasi dalam tubuh akan mengganggu kesehatan.


DAFTAR PURTAKA
Anonim, 2010, http://mathusen.wordpress.com/2010/01/24/tentang-timbal-pada-bensin/, diakses tanggal 20 April 2011.
BPLHD, 2009, Pencemaran Udara dari Sektor Transportasi, http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-pencemaran/94-pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi, Diakses Tanggal 10 Februari 2011.
Fardiaz, S., 1992, Polusi Air Dan udara, Kanisius, Yogyakarta

Librawati, T.P, 2005, Analisis cemaran Pb pada Bawang Daun (Allium fistulosum L)di daerah Dieng Wonosobo, Skripsi, Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto.
Palar , H, 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta.
Surani, R, 2002, Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Jakarta.
Winarno, F.G, 1993, Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen, PT. Gramedia Pusat Utama, Jakarta.

5 komentar: