K.H. Abdullah Gymnastiar
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena
betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis
tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya
di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut
sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta
kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai
apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan
Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya
menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya
teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!
Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat
ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah
memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang
waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang benar-benar
menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh
lebih bermakna.
Apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak
menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia
lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang
dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke
dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi
pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi
Allah.
Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah,
itulah ikhlas. Seperti yang dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah
orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah.
Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh
pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar
menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bisa dipertanggungjawabkan artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas
walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada
setiap qalbu.
Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah
sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu
segala lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya
semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.
Buah apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang
hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa
tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian,
penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak
menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang
tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji,
pasti kita akan kecewa.
Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah
mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari
mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau saudara
mengepel lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak usah heran jikalau
nanti yang datang justru malah cibiran.
Tidak usah heran pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa
dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan
terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah
kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja di
sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti
malah berkurang pahalanya.
Lalu, dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas?
Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia
seakan-akan menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba
Allah dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik
perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas. Kita tidak
curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar
bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak
ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang
yang dihadapinya, yang ia harapakan hanyalah memberikan yang terbaik untuk
siapapun.
Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas.
Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya
pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang
ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan
Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu
Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya,
ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung
tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa
gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh
buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu
dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi,
bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu
dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api
membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat
dari air?" Kembali bertanya para malaikta.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada , yaitu angin"
(Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan
menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas
karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada
lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang
teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah
sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab,
"Ada ,
yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara
tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat
adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga
sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer
ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang
hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah,
tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu
rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan
sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada
pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang
ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Nah, sahabat. Orang yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan,
ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan
penghargaan. Allaahu Akbar.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar